Monday, December 27, 2010

'Tegan and Sara' berbicara tentang gay rights

Kata yang cocok untuk ditempelkan di jidat mereka adalah : "SUPERCOOL" :D

Saturday, December 25, 2010

Musik : "To be Young, Gifted and Black" by Nina Simone



To be Young, Gifted and Black
by : Nina Simone

To be young, gifted and black
Oh what a lovely precious dream
To be young, gifted and black,
Open your heart to what I mean

In the whole world you know
There are billion boys and girls
Who are young, gifted and black
And that's a fact!

You are young, gifted and black
We must begin to tell our young
There's a world waiting for you
This is a quest that's just begun

When you feel really low
Yeah, there's a great truth you should know
When you're young, gifted and black
Your soul's intact

Young, gifted and black
How I long to know the truth
There are times when I look back
And I am haunted by my youth

Oh but my joy of today
Is that we can all be proud to say
To be young, gifted and black
Is where it's at


Nina Simone, penyanyi jazz kulit hitam yang superb. Musik baginya adalah gerakan. Beliau menggunakan musik dan lirik sebagai senjata untuk melawan diskriminasi di Amerika yang sangat rasis dan selalu memarjinalkan orang-orang berkulit hitam. Lirik ini mampu menegur masing-masing dari kita bahwa terlahir dengan bentuk dan wujud apapun, kita harus bangga! Apa itu cantik dan tampan menurut definisimu? Berkulit putih, tubuh jenjang, wajah porselin, hidung pinokio, mata kucing? Jika iya, maka selamat! Anda telah menjadi kurban dari media penyetir kebobrokan. Well, mau kotak, segi panjang atau jajaran genjang, berbahagialah!!! 

Friday, December 24, 2010

Musik : "Feminism is for Everybody (With a Beating Heart and a Functioning Brain) by Anti-Flag


"Feminism is for Everybody (With a Beating Heart and a Functioning Brain)
by: Anti-Flag

man hating, job stealing, god defying lesbians"
there is no truth to your fucking ignorance
so fuck the kings men
we're all the peoples feminists
we won't put your patriarchal systems back together again

this is what a feminist looks like
this is what a feminist sounds like

so you sit back counting all your pain staking loses
you grovel, your as backwards as the thoughts in your head

this is what a feminist looks like
this is what a feminist sounds like

refuse to be a victim of this gender warfare
don't even get us started on assholes
who still think it's ok to call
inanimate objects gay
and are quick to call you a fag
homophobes FUCK OFF!!!!!

Friday, December 3, 2010

Manusia Pertama di Angkasa Luar - Subagio Sastrowardoyo

Tepat kemarin saya mengecek twitter saya yang sudah sebulan ini saya singkirkan sejenak dari bagian rutinitas saya. Di timeline, ada post dari Pak Goenawan Mohamad yang menyinggung nama seorang penyair yang pertama kali saya kenal dan kagumi jaman SMP dulu. Dialah Pak Subagio Sastrowardoyo. 

Puisi??? Ah...benda macam apa pula itu? Sesuatu yang sangat nggak keren waktu saya masih SMP. Tapi beliau ini mampu melibas pandangan saya terhadap puisi. Saya ingat betul ketika waktu itu, sederatan buku-buku serupa tidak pernah dijamah hingga lembaran-lembarannya masih mulus sekali. Hingga mbak-mbak penjaga perpustakaan hafal betul kalau saya satu-satunya yang berhasrat dengan buku itu. 

Berikut puisi super canggih dari beliau dengan judul yang super keren....

"Manusia Pertama di Angkasa Luar"
Beritakan kepada dunia
Bahwa aku telah sampai pada tepi
Darimana aku tak mungkin lagi kembali.
Aku kini melayang di tengah ruang
Di mana tak terpisah malam dan siang.
Hanya lautan yang hampa di lingkung cemerlang bintang.
Bumi telah tenggelam dan langit makin jauh mengawang.
Jagat begitu tenang. Tidak lapar.
Hanya rindu kepada istri, kepada anak, kepada ibuku di rumah.
Makin jauh, makin kasih hati kepada mereka yang berpisah.
Apa yang kukenang? Masa kanak waktu tidur dekat ibu
Dengan membawa dongeng dalam mimpi tentang bota
Dan raksasa, peri dan bidadari.
Aku teringat kepada buku cerita yang terlipat dalam lemari.
Aku teringat kepada bunga mawar dari Elisa
Yang terselip dalam surat yang membisikkan cintanya kepadaku yang mesra.
Dia kini tentu ada di jendela dengan Alex dan Leo, – itu anak-anak berandal yang kucinta -
Memandangi langit dengan sia.
Hendak menangkap sekelumit dari pesawatku,
seleret dari perlawatanku di langit tak berberita.
Masihkah langit mendung seperti waktu kutinggalkan kemarin dulu?
Apa yang kucita-cita? Tak ada lagi cita-cita.
Sebab semua telah terbang bersama kereta ruang ke jagat tak berhuni.
Tetapi ada barangkali.
Berilah aku satu kata puisi daripada seribu rumus ilmu yang penuh janji
yang menyebabkan aku terlontar kini jauh dari bumi yang kukasih.
Angkasa ini bisu.
Angkasa ini sepi
Tetapi aku telah sampai pada tepi
Dari mana aku tak mungkin lagi kembali.
Ciumku kepada istri, kepada anak dan ibuku
Dan salam kepada mereka yang kepadaku mengenang.
Jagat begitu dalam, jagat begitu diam.
Aku makin jauh, makin jauh
Dari bumi yang kukasih.
Hati makin sepi
Makin gemuruh
Bunda,
Jangan membiarkan aku sendiri.

"Kata"
Asal mula adalah kata
Jagat tersusun dari kata
Di balik itu hanya ruang kosong dan angin pagi
Kita takut kepada momok karena kata
Kita cinta kepada bumi karena kata
Kita percaya kepada Tuhan karena kata
Nasib terperangkap dalam kata
Karena itu aku bersembunyi di belakang kata
Dan menenggelamkan diri tanpa sisa

Buku : "Mati, Bertahun yang Lalu" - Soe Tjen Marching


Kita mengenal Bu Soe Tjen Marching sebagai pemimpin redaksi majalah Bhinneka. Kali ini beliau menulis sebuah novel berjudul "Mati, Bertahun yang Lalu" yang ditulis di atas kue tart cantik berwarna pink dengan hiasan icing bunga berwarna-warni. Dari muka kita sudah mulai mencium aroma satir.

Sebuah kotak yang berisi kematian dan kehidupan dibenturkan oleh beliau hingga hancur berkeping-keping membuat dikotomis hidup mati jadi tidak berlaku lagi, terutama di novel ini. Dalam kehidupan terdapat kematian, dan di dalam kematian pun ada kehidupan.

Dalam novel ini, Bu Soe Tjen menyelipkan banyak sekali guyonan satir dan ironi tentang isu politik dan sosial yang terjadi di negara ini. Misalnya isu Orde Baru, perkosaan massal tahun 98, tragedi Semanggi, rasisme :]

Saya suka halaman 57 "Antara Ada dan Tiada", begini kalimatnya :
      Apakah aku ada atau tiada?
      Orang mati biasanya disebut tiada, atau tidak ada.
     "Nenek saya sudah tidak ada" artinya nenek sudah meninggal. Tapi apa arti tiada itu? Lawan kata ada? Sesuatu yang tidak ada?
      Berarti:
      Bila tiada memang benar-benar tak berwujud, mengapa harus ada kata yang menggambarkannya? Bila ada kata "tiada", bukankah ini suatu keberadaan tersendiri? Dan bukankah ini berarti bahwa "tiada" bukan hanya sekedar kekosongan dan kehampaan yang tak perlu disebut?
      Ketiadaan adalah ada. Karena bila ketiadaan adalah tiada, maka ia tak perlu lagi disebutkan, dikatakan, atau digambarkan.
      Orang yang mati biasanya disebut tiada. Apakah orang mati telah tiada? Hilang lenyap begitu saja?
      Lalu apakah tiada itu?
      Aku adalah ketiadaan yang ada, ataukah keadaan yang tiada?


Judul       : Mati, Bertahun yang Lalu
Penulis    : Soe Tjen Marching
Penerbit  : PT. Gramedia Pustaka Utama
Harga     : Rp. 40.000,- 

Buku : "The 'O' Project" - Firliana Purwanti



Buku yang sangat menarik dan bisa sangat cepat selesai dibaca saking menariknya. Walaupun non fiksi tapi jauh dari basi dan kekakuan. Buku ini berdasar pada hasil wawancara kepada perempuan-perempuan dengan riwayat seksualitasnya masing-masing yang berbeda. Keterbukaan tentang pengalaman orgasme dengan seks mandiri maupun dengan pasangannya, baik perempuan heteroseksual, lesbian maupun biseksual. 

Banyak tema yang dibicarakan dalam buku ini. Penuh warna. Tidak hanya melulu tentang pengalaman orgasme saja, tapi lebih dari itu, yaitu tentang pemaknaan dari orgasme itu sendiri. Dimana dalam buku ini juga diwarnai berbagai macam isu yang berkaitan dengan gender dan seksualitas. Firliana juga dengan logis sekali menggugat teori Freud yang menyatakan bahwa perempuan itu "penis envy" [thumbs up]

Membaca buku ini mengingatkan kepada film "Pertaruhan" versi bukunya. Sebagian isu dalam buku ini juga diusung di film tersebut. Kita seharusnya sekarang sudah bisa "melek" dan segera melakukan sesuatu untuk isu-isu semacam sunat perempuan [Female Genital Mutilation/FGM], mitos keperawanan, hak-hak pasangan homoseksual sebagai warga negara, HIV/AIDS, KDRT, poligami, aborsi, domestic violence, dll. 

Selamat membaca :]

Judul      : The "O" Project
Penulis   : Firliana Purwanti
Penerbit : Kepustakaan Pop Gramedia [KPG]
Harga    : Rp. 40.000,-

 

blogger templates | Make Money Online