Monday, June 19, 2017

...


Berada di tengah bangunan dengan dinding yang menjulang. Tidak bisa pulang karena tembok ini menghadang. Atau memang sengaja membiarkan diri untuk tak pulang karena di sana hanya akan menjadi orang yang malang.

Berada di tengah bangunan dengan belukar berduri tajam. Kaki tak mungkin meninggalkan jejak di pertengahan malam. Atau mungkin harus menunggu matahari bangkit dari temaram karena dia mungkin bisa hapus raut-raut muram.


Jakarta, 19 Juni 2017



Sunday, June 18, 2017

Kepada Orang Rumah


Rumah bagi kami seperti tempurung kura-kura. Kami membawanya di punggung kami ke mana-mana. Segala nyawa, karakter dan nuansa rumah beserta kami. Kami memperoleh rasa aman. Kami memperolehnya dari hal yang paling sederhana: berbincang.

Beberapa bulan saya tidak pulang ke rumah. Tidak pula berbincang dengan orang rumah. Entah apa yang lebih menggoda hingga akhirnya benar-benar "meninggalkan" rumah beserta segala topik pembicaraannya.

Seperti berada di kapal yang limbung, dikoyak ombak, jungkir balik tak keruan. Bahkan kampretnya, saya yang sudah dicap tua ini, yang diharapkan menjadi bijak, terbalik menjadi anak kecil yang memarahi diri sendiri, "Kamu ke mana? Tidak ada di rumah, tidak juga di dalam diri kamu sendiri. Kamu hilang disapu waktu?"

Tempurung yang sedari tadi tergeletak di ujung ruang, saya panggul kembali. Kemudian mengetik satu pesan singkat, "Mah, Sabtu ini saya pulang." Sambil berdoa, semoga kapal yang limbung ini segera tegak tenang lagi.

Jakarta, 18 Juni 2017

 

blogger templates | Make Money Online