“Kamu punya mimpi?”
“Ada, aku punya sekotak.”
“Oya?”
“Aku punya sekotak, isinya banyak, tak terhitung. Tiap
hari aku mengumpulkannya satu per satu. Dari dulu sampai sekarang. Aku tak
pernah berhenti. Ketika ada yang mau bertukar mimpi, dengan senang hati
aku menukarkan mimpiku itu. Karena
dengan saling melihat mimpi, maka aku dapat melihat kebesaran orang itu. Aku
sering terpana, aku sering berdecak kagum, sering juga aku menangis terisak.
Mimpi-mimpi itu sungguh luar biasa. Mengumpulkan, bertukar dan berbagi mimpi
adalah kegemaranku. Maukah kamu bertukar juga denganku?”
“Mau. Tapi aku harus pulang dulu. Kita sedang di mimpi
orang lain.”
-Semarang,
12 November 2011-
No comments:
Post a Comment