Thursday, May 6, 2010

Film: "The Piano" (1993)


Ya, saya sangat sangat hobi nonton film ber-genre drama. Cengeng? Haha...bullshit! Film drama banyak yang merupakan representasi dari novel-novel atau buku-buku bagus. Walaupun kadang film dan buku melencengggg jauuuhhh banget tapi saya sih nggak pernah ada masalah dengan hal itu. Penerjemahan tiap-tiap kepala kan pasti beda-beda. Film drama juga banyak menyiratkan pelajaran-pelajaran hidup. Itulah mengapa saya mencintai film-film drama :p

Suatu ketika sebenarnya saya pengen beli film "The Pianist" setelah nyari-nyari di rak-rak lama, nggak ketemu ketemu juga. Eh nemunya malah film ini, "The Piano". 
Tanpa pengantar sama sekali saya beli film ini dengan harapan iseng-iseng gundah bertanya-tanya.

Nggak nyesel!!! Film ini bagus. Ber-setting tahun 1800-an, which is saya adalah penyuka style dan suasana berbau-bau abad segitu.

Singkat saja, film ini bercerita tentang seorang perempuan tunawicara bernama Ada McGrath yang diperankan oleh Holly Hunter. Dia memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil bernama Flora yang diperankan oleh Anna Paquin. Ada sebenarnya tidak bisu tapi dihitung sejak suaminya meninggal dia sama sekali tidak pernah bicara lagi dengan siapa pun, termasuk anaknya. Di film memang nggak digambarin secara jelas apa penyebabnya dia menjadi tidak pernah bicara lagi., bahkan esktrimnya lagi dia  berkomunikasi dengan orang lain dengan bahasa isyarat. Aneh memang, sejak kematian suaminya itu pula Ada berubah menjadi seorang yang sangat kelam. Karena membisu itu, dia hanya mengungkapkan perasaannya dengan bermain piano, piano, piano, dan piano. Dan yang setia mendampingi Ada kemana saja dan menerjemahkan apa yang dia maksud adalah anaknya, Flora. Anna Paquin memerankan Flora dengan baik banget, kerenlah.

Kemudian Ada menikah lagi dengan seorang pria bernama Alistair Stewart yang diperankan oleh Sam Neill. Ada kemudian pindah ke sebuah pulau. Semua barang dibawanya tak ketinggalan piano "hidupnya". Sesampainya di tepi pantai, orang-orang suruhan suami barunya (suku Maori) mengangkut semua barang bawaannya ke rumah Alistair yang letaknya ditengah hutan. Karena letak rumahnya naik turun bukit, Alistair memutuskan untuk meninggalkan piano itu di pantai, Ada marah besar. Tapi Ada tidak bisa berbuat apa-apa. Sesampainya dirumah, Ada frustasi karena pianonya tertinggal di pantai.
Alistair mempunyai teman bernama  Baines yang diperankan oleh Harvey Keitel. Baines adalah orang yang mampu mendatangkan piano itu kembali ke Ada. Tapi dengan satu syarat, Ada harus mengajarinya piano sampai mahir. Ada menyanggupinya. Nah, cinta bersemi dari tiap-tiap pertemuan Ada dan Baines. Lanjut cerita, affair mereka ketahuan dan suami Ada marah besar. Emosi memuncak hingga Alistair memotong jari Ada. 

Akhir cerita Ada tidak bisa bermain piano lagi karena jarinya cacat. Kemudian Baines mengajak Ada dan Flora kabur meninggalkan pulau itu. Mereka bertiga memulai hidup baru di kota lain. Yang mengharukan adalah ketika Baines membuatkan extension jari palsu yang terbuat dari bahan metal ke jari Ada yang buntung itu. Kini Ada bisa kembali bermain piano. Baines orang hebat, dia yang mampu mengembalikan semua passion hidup Ada.

Selain sisi penceritaan, yang lainnya yang saya suka adalah sisi sinematografinya. Semua scene per scene digambarkan secara apik, dan beberapa scene sangat dramatis seperti saat scene Ada membuang pianonya ke laut kemudian kakinya tersangkut dan dia ikut tenggelam, efek jatuhnya keren banget, terus dramatis juga saat Ada menggores-gores pisau ke meja makan dan mengukir tuts-tuts piano sebagai aksi protes yang depresif ke suaminya yang tega meninggalkan pianonya di pantai. Scoring lagunya seluruhnya digubah oleh Michael Nyman. Musik instrumental pianonya keren menghanyutkan semua, untuk mendengarkan klik di sini. Makanya nggak heran film ini mendapat penghargaan prestisius. Sebut saja,
- Best Performance Prize di Cannes Film Fest. 1993 : Holly Hunter
- Pemeran Utama Wanita Terbaik di Academy Award 1994 : Holly Hunter
- Pemeran Pembantu Wanita Terbaik di Academy Award 1994 : Anna Paquin
- Sutradara Terbaik di Academy Award 1994 : Jane Campion lewat film The Piano ini (Fyi, tercatat sudah ada 4 sutradara wanita yang memenangkan Oscar yaitu : Lina Wertmüller lewat film "Seven Beauties "(1976), Jane Campion lewat "The Piano" (1993), Sofia Coppola dalam "Lost in Translation" (2003), dan yang terbaru ini Kathryn Bigelow lewat "The Hurt Locker" (2010).


Ada McGrath bermain piano

Flora

Ada McGrath dan anaknya Flora (Anna Paquin)

Sesampainya Ada Dan Flora di pulau tempat suami barunya tinggal

Scene saat mereka meninggalkan piano milik Ada di pantai

Saat Ada dan Stewart menikah, agak konyol karena foto pernikahan dilakukan ditengah hujan

Saat Ada mengajari Baines bermain piano, karena Baines berhasil membawa piano itu kembali


* screen picture by www.hotflick.net









3 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. FYI ... Tercatat satu satunya sutradara wanita yang membawa pulang Oscar sebagai Sutradara Terbaik cuma Katherine Bigelow lewat penyutradaraannya di film The Hurt Locker. Jane Campion menang di kategori Penulis sekenario asli Terbaik.
    Jane Campion di tahun 1994 memang masuk nominasi Sutradara Terbaik, hanya sajaa dia kalah oleh Steven Spielberg yg berhasil mengarahkan film Schindler's List. BTW, Sudah nonton film Schindler's List .... biarpun hitam putih tapi film itu sangat amat kereeeennn bangeeettt. Hehehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oalah ternyata cuma masuk nominasi saja ya? Terima kasih banget infonya :)

      Delete

 

blogger templates | Make Money Online