Monday, December 27, 2010

'Tegan and Sara' berbicara tentang gay rights

Kata yang cocok untuk ditempelkan di jidat mereka adalah : "SUPERCOOL" :D

Saturday, December 25, 2010

Musik : "To be Young, Gifted and Black" by Nina Simone



To be Young, Gifted and Black
by : Nina Simone

To be young, gifted and black
Oh what a lovely precious dream
To be young, gifted and black,
Open your heart to what I mean

In the whole world you know
There are billion boys and girls
Who are young, gifted and black
And that's a fact!

You are young, gifted and black
We must begin to tell our young
There's a world waiting for you
This is a quest that's just begun

When you feel really low
Yeah, there's a great truth you should know
When you're young, gifted and black
Your soul's intact

Young, gifted and black
How I long to know the truth
There are times when I look back
And I am haunted by my youth

Oh but my joy of today
Is that we can all be proud to say
To be young, gifted and black
Is where it's at


Nina Simone, penyanyi jazz kulit hitam yang superb. Musik baginya adalah gerakan. Beliau menggunakan musik dan lirik sebagai senjata untuk melawan diskriminasi di Amerika yang sangat rasis dan selalu memarjinalkan orang-orang berkulit hitam. Lirik ini mampu menegur masing-masing dari kita bahwa terlahir dengan bentuk dan wujud apapun, kita harus bangga! Apa itu cantik dan tampan menurut definisimu? Berkulit putih, tubuh jenjang, wajah porselin, hidung pinokio, mata kucing? Jika iya, maka selamat! Anda telah menjadi kurban dari media penyetir kebobrokan. Well, mau kotak, segi panjang atau jajaran genjang, berbahagialah!!! 

Friday, December 24, 2010

Musik : "Feminism is for Everybody (With a Beating Heart and a Functioning Brain) by Anti-Flag


"Feminism is for Everybody (With a Beating Heart and a Functioning Brain)
by: Anti-Flag

man hating, job stealing, god defying lesbians"
there is no truth to your fucking ignorance
so fuck the kings men
we're all the peoples feminists
we won't put your patriarchal systems back together again

this is what a feminist looks like
this is what a feminist sounds like

so you sit back counting all your pain staking loses
you grovel, your as backwards as the thoughts in your head

this is what a feminist looks like
this is what a feminist sounds like

refuse to be a victim of this gender warfare
don't even get us started on assholes
who still think it's ok to call
inanimate objects gay
and are quick to call you a fag
homophobes FUCK OFF!!!!!

Friday, December 3, 2010

Manusia Pertama di Angkasa Luar - Subagio Sastrowardoyo

Tepat kemarin saya mengecek twitter saya yang sudah sebulan ini saya singkirkan sejenak dari bagian rutinitas saya. Di timeline, ada post dari Pak Goenawan Mohamad yang menyinggung nama seorang penyair yang pertama kali saya kenal dan kagumi jaman SMP dulu. Dialah Pak Subagio Sastrowardoyo. 

Puisi??? Ah...benda macam apa pula itu? Sesuatu yang sangat nggak keren waktu saya masih SMP. Tapi beliau ini mampu melibas pandangan saya terhadap puisi. Saya ingat betul ketika waktu itu, sederatan buku-buku serupa tidak pernah dijamah hingga lembaran-lembarannya masih mulus sekali. Hingga mbak-mbak penjaga perpustakaan hafal betul kalau saya satu-satunya yang berhasrat dengan buku itu. 

Berikut puisi super canggih dari beliau dengan judul yang super keren....

"Manusia Pertama di Angkasa Luar"
Beritakan kepada dunia
Bahwa aku telah sampai pada tepi
Darimana aku tak mungkin lagi kembali.
Aku kini melayang di tengah ruang
Di mana tak terpisah malam dan siang.
Hanya lautan yang hampa di lingkung cemerlang bintang.
Bumi telah tenggelam dan langit makin jauh mengawang.
Jagat begitu tenang. Tidak lapar.
Hanya rindu kepada istri, kepada anak, kepada ibuku di rumah.
Makin jauh, makin kasih hati kepada mereka yang berpisah.
Apa yang kukenang? Masa kanak waktu tidur dekat ibu
Dengan membawa dongeng dalam mimpi tentang bota
Dan raksasa, peri dan bidadari.
Aku teringat kepada buku cerita yang terlipat dalam lemari.
Aku teringat kepada bunga mawar dari Elisa
Yang terselip dalam surat yang membisikkan cintanya kepadaku yang mesra.
Dia kini tentu ada di jendela dengan Alex dan Leo, – itu anak-anak berandal yang kucinta -
Memandangi langit dengan sia.
Hendak menangkap sekelumit dari pesawatku,
seleret dari perlawatanku di langit tak berberita.
Masihkah langit mendung seperti waktu kutinggalkan kemarin dulu?
Apa yang kucita-cita? Tak ada lagi cita-cita.
Sebab semua telah terbang bersama kereta ruang ke jagat tak berhuni.
Tetapi ada barangkali.
Berilah aku satu kata puisi daripada seribu rumus ilmu yang penuh janji
yang menyebabkan aku terlontar kini jauh dari bumi yang kukasih.
Angkasa ini bisu.
Angkasa ini sepi
Tetapi aku telah sampai pada tepi
Dari mana aku tak mungkin lagi kembali.
Ciumku kepada istri, kepada anak dan ibuku
Dan salam kepada mereka yang kepadaku mengenang.
Jagat begitu dalam, jagat begitu diam.
Aku makin jauh, makin jauh
Dari bumi yang kukasih.
Hati makin sepi
Makin gemuruh
Bunda,
Jangan membiarkan aku sendiri.

"Kata"
Asal mula adalah kata
Jagat tersusun dari kata
Di balik itu hanya ruang kosong dan angin pagi
Kita takut kepada momok karena kata
Kita cinta kepada bumi karena kata
Kita percaya kepada Tuhan karena kata
Nasib terperangkap dalam kata
Karena itu aku bersembunyi di belakang kata
Dan menenggelamkan diri tanpa sisa

Buku : "Mati, Bertahun yang Lalu" - Soe Tjen Marching


Kita mengenal Bu Soe Tjen Marching sebagai pemimpin redaksi majalah Bhinneka. Kali ini beliau menulis sebuah novel berjudul "Mati, Bertahun yang Lalu" yang ditulis di atas kue tart cantik berwarna pink dengan hiasan icing bunga berwarna-warni. Dari muka kita sudah mulai mencium aroma satir.

Sebuah kotak yang berisi kematian dan kehidupan dibenturkan oleh beliau hingga hancur berkeping-keping membuat dikotomis hidup mati jadi tidak berlaku lagi, terutama di novel ini. Dalam kehidupan terdapat kematian, dan di dalam kematian pun ada kehidupan.

Dalam novel ini, Bu Soe Tjen menyelipkan banyak sekali guyonan satir dan ironi tentang isu politik dan sosial yang terjadi di negara ini. Misalnya isu Orde Baru, perkosaan massal tahun 98, tragedi Semanggi, rasisme :]

Saya suka halaman 57 "Antara Ada dan Tiada", begini kalimatnya :
      Apakah aku ada atau tiada?
      Orang mati biasanya disebut tiada, atau tidak ada.
     "Nenek saya sudah tidak ada" artinya nenek sudah meninggal. Tapi apa arti tiada itu? Lawan kata ada? Sesuatu yang tidak ada?
      Berarti:
      Bila tiada memang benar-benar tak berwujud, mengapa harus ada kata yang menggambarkannya? Bila ada kata "tiada", bukankah ini suatu keberadaan tersendiri? Dan bukankah ini berarti bahwa "tiada" bukan hanya sekedar kekosongan dan kehampaan yang tak perlu disebut?
      Ketiadaan adalah ada. Karena bila ketiadaan adalah tiada, maka ia tak perlu lagi disebutkan, dikatakan, atau digambarkan.
      Orang yang mati biasanya disebut tiada. Apakah orang mati telah tiada? Hilang lenyap begitu saja?
      Lalu apakah tiada itu?
      Aku adalah ketiadaan yang ada, ataukah keadaan yang tiada?


Judul       : Mati, Bertahun yang Lalu
Penulis    : Soe Tjen Marching
Penerbit  : PT. Gramedia Pustaka Utama
Harga     : Rp. 40.000,- 

Buku : "The 'O' Project" - Firliana Purwanti



Buku yang sangat menarik dan bisa sangat cepat selesai dibaca saking menariknya. Walaupun non fiksi tapi jauh dari basi dan kekakuan. Buku ini berdasar pada hasil wawancara kepada perempuan-perempuan dengan riwayat seksualitasnya masing-masing yang berbeda. Keterbukaan tentang pengalaman orgasme dengan seks mandiri maupun dengan pasangannya, baik perempuan heteroseksual, lesbian maupun biseksual. 

Banyak tema yang dibicarakan dalam buku ini. Penuh warna. Tidak hanya melulu tentang pengalaman orgasme saja, tapi lebih dari itu, yaitu tentang pemaknaan dari orgasme itu sendiri. Dimana dalam buku ini juga diwarnai berbagai macam isu yang berkaitan dengan gender dan seksualitas. Firliana juga dengan logis sekali menggugat teori Freud yang menyatakan bahwa perempuan itu "penis envy" [thumbs up]

Membaca buku ini mengingatkan kepada film "Pertaruhan" versi bukunya. Sebagian isu dalam buku ini juga diusung di film tersebut. Kita seharusnya sekarang sudah bisa "melek" dan segera melakukan sesuatu untuk isu-isu semacam sunat perempuan [Female Genital Mutilation/FGM], mitos keperawanan, hak-hak pasangan homoseksual sebagai warga negara, HIV/AIDS, KDRT, poligami, aborsi, domestic violence, dll. 

Selamat membaca :]

Judul      : The "O" Project
Penulis   : Firliana Purwanti
Penerbit : Kepustakaan Pop Gramedia [KPG]
Harga    : Rp. 40.000,-

Sunday, October 24, 2010

Fokus



[kertas postcard - pensil 2B - penghapus faber castell - drawing pen snowman 0.01 dan 0.05]



Berkelit



[kertas ukuran postcard - pensil 2B - penghapus faber castell - drawing pen snowman 0.01 dan 0.05]



Buku: "Botchan" - Natsume Soseki

Minggu kedua, saya membelanjakan honor itu untuk membeli buku ini :


Baru membacanya beberapa puluh halaman, sudah sangat ketahuan sekali kalau Botchan adalah si keras kepala yang mencap dirinya tidak bisa berbuat hal baik. Dia cukup nyaman dengan posisinya dan capnya sebagai "si ceroboh pembuat onar yang nggak berguna". Tapi menurut Kiyo, Botchan adalah anak yang baik dan jujur. Kiyo hebat, mampu melihat sosok asli seorang anak yang dicap bengal oleh orang-orang bahkan keluarganya sendiri. Botchan tidak pernah berpikir bahwa dirinya adalah orang yang mau bersusah payah menghadapi hidup, padahal tanpa disadari, ia adalah orang yang pantang menyerah dan teguh dengan prinsip-prinsip yang dipegangnya.    

Dan yang saya suka adalah desain covernya. Jepang sekali :] ada teru teru bozu, daruma, neko [kucing], tatami dan geta <3

Quote of Today

Terima kasih untuk Bunda Teresa yang hari ini mungkin berjodoh dengan saya, sehingga saya dengan tidak sengaja menemukan kata-katanya yang begitu damai.

People are often unreasonable, irrational, and self-centered.
Forgive them anyway.

If you are kind, people may accuse you of selfish, ulterior motives.
Be kind anyway.
 
If you are successful, you will win some unfaithful friends and some genuine enemies.
Succeed anyway.

If you are honest and sincere people may deceive you.
Be honest and sincere anyway.

What you spend years creating, others could destroy overnight.
Create anyway.

If you find serenity and happiness, some may be jealous.
Be happy anyway.

The good you do today, will often be forgotten.
Do good anyway.

Give the best you have, and it will never be enough.
Give your best anyway.
 
In the final analysis, it is between you and God.
It was never between you and them anyway.


dan kemudian senyum terbit setelah langit hitam selalu mengikuti kepalaku :]



Sunday, October 17, 2010

PRO CHOICE is....

To be pro-choice is to support self-determination to make decisions free from judgment.

Pro-Choice is the responsibility to yourself and the freedom to decide to take control of your own life process.

Pro-Choice is not just about reproduction but the freedom to decide your life course with the support and respect of others. It represents power and pride in self.

We feel pro-choice is a complex process - it's not just about abortion, but about birth control, or having a child - it's about all reproductive choices. It's access to information we need, can gather and understand, and can reach our own decisions without interference. And it's about who makes the final decision, not a judge or the government, but the woman. It's about having options and celebrating freedom.

Pro-Choice represents a respectful climate in which all individuals and families have the ability to take responsibility for their own reproductive destiny.

Pro-Choice is an ideology that supports the right to make a decision and support the decision itself.

Pro-Choice is the ability to make your own life choices not only about reproductive freedom but also the right to choose our own individuality and how to conduct our lives.

Pro-Choice is the freedom to do what you want to do with your body, respecting other women's choices, then remaining pro-active to keep choices legal.

Pro-Choice is having the power and knowledge to pursue and achieve spiritual, physical, emotional, mental and reproductive freedom.

and for me, Pro Choice is my right. Noone can interfere it.




Saturday, October 16, 2010

"Perahu Kertas" ku melaju...


Setelah menghabiskan Supernova jauh di waktu yang lalu, kepengen sekali melumat karya Dee yang lain. Akhirnya keinginan lama itu kesampaian juga. 

Membeli buku adalah hal yang sangat mewah bagi saya. Ya, memang sebegitu mewahnya. Ada teman saya yang bercerita kalau dia rajin membeli buku satu bulan sekali atau teman yang lain yang cerita kalau bapaknya bakal ngasi uang berapa pun asal buat beli buku. Ough, I envy 'em :]

Sekarang keadaan sudah mulai lumayan. Tuhan begitu memperhatikan saya. Entah ini apa namanya tapi Dia selalu menaruh saya di wadah yang 'mengharukan'. Mengharukan karena di saat saya berusaha mencari kerja part time kemana-mana tapi tetap aja nggak dapat kerjaan. Ajaibnya saya malah dengan tiba-tibanya ditempatkan di ruang yang begitu istimewa, dimana saya bisa mengaplikasikan apa yang sudah saya pelajari di kampus, dimana saya bisa membantu orang-orang yang mengalami ketidakadilan [hahaha kedengeran patriotik sekali :D], dimana saya memperoleh kesempatan belajar banyak dari kanan kiri depan belakang atas bawah, dimana saya bisa bekerja sekaligus memperjuangkan apa yang dulu hanya saya perjuangkan lewat wacana dan media. Terima kasih Tuhan :]

Keadaan juga bertambah lumayan karena saya sekarang bisa membeli buku apapun yang saya mau seminggu sekali. Dan buku pertama yang saya beli dari pekerjaan ini adalah Perahu Kertas.

Kini saya sudah punya beberapa helai kertas. Saya buat perahu dan perahu kertasku pun melaju... :]





Sunday, August 1, 2010

1 Agustus pernah terjadi....

Berbekal simpanan info di wikipedia, ternyata di tanggal 1 bulan Agustus pernah terjadi ...

Pada tahun 1944, Anne Frank terakhir kali menulis di buku hariannya.
Dulu sempat dipinjami buku Anne Frank oleh seorang teman. Terharu baca bukunya. Cerita yang mengagumkan dengan setting yang mengagumkan pula. 

Tahun 1981, MTV memulai siaran untuk pertama kali di Amerika dan video pertama yang diudarakan adalah "Video Killed The Radio Star" dari The Buggles
Waaa....saya suka sekali lagu ini. Fyi, Salah satu personil dari The Buggles adalah seorang manusia langka super cerdas bernama HANS ZIMMER. Kalau kamu tahu film-film bagus seperti The Lion King, Gladiator, Rain Man, The Last Samurai, Pirates of  The Carribean, The Da Vinci Code, Frost/Nixon, The Dark Knight, dan yang terakhir film yang super keren Inception, nah beliaulah yang telah membuat score film-film tersebut. Sembah sujud untuk satu orang ini haha... :D

Tahun 2009 terjadi penyerangan di gedung Gay and Lesbian Association di Tel-Aviv, Israel yang menewaskan 2 orang. 
Miris, mereka yang mempunyai orientasi seksual yang minoritas selalu dianiaya. Hei, apakah kamu yang merasa heteroseksual lantas ditasbihkan menjadi manusia suci? Tengok ke belakang, saya yakin kalian yang hetero dan saya sendiri juga tidak lebih baik dari mereka. Kita semua sama, apalagi yang membedakan? Cinta hakiki bukan? Dan buta? Ya, kita semua buta, membutakan diri atau memang pura-pura buta. Kejadian ini mengingatkan kita dengan apa yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu. Sebuah ormas bertajuk agama tertentu mengobrak-abrik ruang forum pertemuan LGBT. Saya jadi malu, padahal saya beragama sama dengan ormas tersebut, padahal agama saya jelas-jelas mengajarkan perdamaian bahkan mengajarkan pentingnya menjunjung tinggi pluralitas :]








SOKO



Beberapa hari ini banyak sekali hal-hal yang tidak mengenakkan terjadi. Tapi ya sudahlah. Apa yang saya bisa? Mungkin hanya bisa mencampakkan masalah itu saja. Untuk diselesaikan? Oh tidak, saya lebih memilih membiarkan masalah ini. Membiarkan malah terkadang lebih efektif cepat selesai. :]

Anyway, beberapa hari ini pula saya sedang senang menyimak lagu-lagu dari Soko. Saya senang cara dia menyanyikan lagu-lagunya. Derkriptif, seperti monolog seorang teman yang sedang curhat dan kita sebagai pendengarnya yang baik. Salah satu lagunya yang saya putar-putar terus yaitu lagunya yang berjudul "I'll Kill Her". Ya, semua orang juga tahu lagu itu. Dan saya salah satu yang menyukai lagu ini setengah mati :]










Friday, July 23, 2010

GADIS KECIL terinspirasi oleh musikalisasi puisi Sapardi Djoko Damono




3 gambar terakhir memang terinspirasi dari hasil menyimak lagu.
Termasuk yang ini juga :]

[pensil mekanik 2B, spidol snowman hitam, drawing pen snowman 0.1 dan 0.5, kertas hvs A4]




HUJAN JANGAN MARAH terinspirasi oleh Efek Rumah Kaca




 Efek Rumah Kaca lagi kali ini :p
Ahh...saya benar-benar senang menyimak lagu mereka <3

[pensil mekanik 2B, spidol snowman hitam, kertas putih hvs A4]





SEBELAH MATA terinspirasi oleh Efek Rumah Kaca



Efek Rumah Kaca. 
Siapa yang tidak hanyut dengan lagu-lagu mereka? Begitu pun saya. 

[pensil mekanik 2B, spidol snowman hitam, kertas putih hvs A4]






GUNDALA PUTRA PETIR font


 


Font ini untuk band teman saya "Gundala Putra Petir". Terlihat berusaha untuk supaya berbau grindcore hehehe... Tapi jadinya malah seperti ini... :(

[pensil mekanik 2B, spidol snowman hitam, kertas putih hvs A4]



Ternyata dipakai buat merch kaosnya mereka.
[ maaf, nyiet fotomu ak pajang hehe :p ]
Fyi, nyiet adalah bassisnya Yunus Kicked Her Nose.

DEAFENING SILENCE font

Hehe... ini dia font band saya, "Deafening Silence"
Saya bikinnya lumayan cepat karena gitaris saya sudah ngasi gambarannya, jadi tugas saya tinggal mengaplikasikan idenya di atas kertas :]

[pensil mekanik 2B, spidol snowman hitam, kertas putih hvs A4]



Kemudian dipoles dengan jasa photoshop. Dan selanjutnya naik cetak untuk sticker band kami.
 

Monday, July 19, 2010

Quote of today



"Jangan sepelekan latihan karena berlatih benar-benar membuat kita tampil maksimal"
    by: me :]  




nb: kata pepatah "practice makes perfect" memang bener :[
     




RADIO


Don't you know it's alright to be alone
You can make it on your own, yeah
Don't you know it's alright to be alone
You can make it on your own



Ya, betul banget. Ini lagu dari Ash yang berjudul Candy. Lagu ini dulu trendi sekali waktu saya masih SMP kelas 3. Tiap pulang sekolah saya selalu request lagu ini di radio . Lagu ini jadi semacam anthem buat saya dan teman-temen waktu itu. Kalau saya nggak sempet, pasti teman saya yang lain yang kemudian bergantian request dan menitipkan salam lewat radio itu. Hehe...bener-bener jaman klasik banget.

Radio adalah bagian hidup anak muda.

Tapi hal itu saya rasa berubah kira-kira setelah tahun 2005. Radio tidak lagi menjadi media yang mewakili seluruh bagian dari anak muda, hanya mewakili bagi mereka yang mentereng saja. Dalam artian, begini... kita mulai saja dari para pekerja di balik mikropon. Awal-awal radio berdiri mereka pasti punya penyiar yang bagus, yang bener-bener bagus. Mereka nggak hanya menyajikan musik dan membaca teks dari script. Pembicaraan mereka membawa pendengarnya ke ranah yang belum pernah dipijak pendengar.

Mereka mampu menjadikan musik tidak hanya sekedar sebagai sebuah produksi yang penyanyinya bernama ini, berjudul ini, dan beraliran ini. Tapi musik adalah sebuah sejarah dan patut kita letakkan sebagai ilmu pengetahuan yaitu budaya pop :p. Menjadikan musik sebagai hal yang ber-attitude. Apa yang mereka sampaikan kata per kata melalui transmitter adalah apa yang ingin kita dengar. Adalah apa yang kita tunggu. Dan apa yang ingin kita sumpalkan di sela-sela otak kita yang telah mengkerut disumbang banyak data.

Tapi tidak untuk era-era sekarang ini. Saya tidak sebut semua tapi sebagian besar radio-radio yang targetnya untuk anak muda. Ini salah yang punya radio, tim rekrutmennya, atau kesalahan kita bersama? Saya yang dulu pendengar setia radio, sekarang beralih bosan. Kenapa? Apa yang saya dapatkan dahulu tidak saya dapatkan lagi saat ini. Suatu kesalahan terbesar apabila radio tak memberikan apapun bagi pendengar. 

Coba kamu tengok film "The Boat That Rocked", mungkin gambaran ideal penyiar radio menurut saya kurang lebihnya seperti itu :p

Tanpa punya rasa cinta terhadap musik, apa benar mereka bisa?
Tanpa punya passion terhadap budaya, apa benar bisa?
Tanpa punya pengetahuan untuk ditularkan, apa juga bisa?
Tanpa punya referensi yang lebar, apa benar bisa?

Coba sekarang dengarkan saja radio anak muda di kota ini, kamu tidak akan menemukan apa-apa selain banyolan garing, curhat colongan, obrolan membosankan, dan playlist yang bisa kita jumpai di tangga-tangga musik mainstream. Dan pun jika kalian menemukan topik pembicaraan yang pintar dan sehat dengan diikuti komentar-komentar penyiar yang cerdas serta diiringi lagu-lagu yang membuat kamu penasaran, maka berbahagialah.... Bisa jadi itu stasiun radio langka dan kamu patut mendengarkannya. Serta menyelamatkannya.



SAVE THE RADIO, PLEASE 







Sunday, July 18, 2010

Quote of today


"Only home is the best place ever."
by: me :]

Saturday, July 17, 2010

KASET : Apakah kini sudah tersingkir dan terlupakan?

Saya terlahir di era 80an akhir dan besar dengan ceria di sepanjang tahun 90an. Tahun-tahun itu benar-benar tahun terkeren [menurut saya pribadi]. Gimana tidak keren? Saya dan orang-orang seumuran saya pasti juga berbahagia dengan musik yang ada di tahun itu. Dibesarkan dengan musik yang sesuai dengan umur. Mana ada orang yang tidak miris ketika melihat anak-anak kecil yang masih mini tapi nyanyinya cinta-cintaan, patah hati, tangis-tangisan, rengek-rengekan. Haduh, depresif. 

Jaman segitu saya nge-fans berat dengan Kak Seto dan boneka-boneka binatang aneh seperti mutan tapi menggemaskan, ada Si Komo, Ulil, dll. Selain boneka rekayasa tadi ada juga boneka lain yang nggak kalah anehnya dan berhasil bikin saya percaya dan sedih berhari-hari, gara-gara Susan [bonekanya Kak Ria Enes] digosipkan meninggal. Hahaha...gokil. Trus ada juga nih idola saya yang lain: Melisa, Agnes Monica, Bondan Prakoso, Eno Lerian, Trio Kwek Kwek. Hahaha masa SD saya sungguh gemilang. Dari nge-fans sama mereka, mulailah saya melakukan ritual yang sering dilakukan oleh semua orang pecinta musik yaitu "Membeli Kaset". 

Kayaknya ada yang kurang ketika suka sama penyanyi tapi nggak punya kasetnya. Nggak komplit. Kaset pertama yang saya beli itu kasetnya Si Komo sama Susan. Hahaha... Sejak itu kaset jadi bagian hidup saya :]

Sekarang di tahun 2010 kaset sudah ditinggalkan ya sama orang-orang? Semenjak era download booming dan cakram berjuluk Compact Disc jadi media penggandaan resmi yang sekarang dipilih perusahaan-perusahaan rekaman. Dan ajaibnya di Indonesia produksi kaset masih ada walau jumlahnya nggak yang sesangar dulu. Padahal rakyat Amerika bilang kalau kaset itu sudah jadi barang klasik. Hehehe dan negara ini memang klasik.

Dan berita bagusnya bagi para penggemar kaset seperti saya adalah... toko-toko kaset besar berbondong-bondong jual kaset pake banting harga. Untuk kaset musisi luar negeri yang harganya semula sekitar 20ribu ke atas sekarang diobralin cuma jadi 7500 rupiah. Hohoho...buat yang ada di Semarang bisa cek di toko kaset Bulletin Citraland atau di toko kaset di Sri Ratu Pemuda. Semoga masih ada ya. Kalau sekarang sudah sedikit kaset yang diobral, berarti ada pengepul kaset yang juga sudah menyelamatkan harta karun itu hehe...

Ini dia beberapa kaset yang saya beli beberapa hari yang lalu cuma dengan kocek tujuh ribu lima ratus rupiah. Alhamdulillah.... ^^
[hehe maaf nggak sempet motret kasetnya, jadi saya hanya lampirkan cover hasil pencarian om google :p]

MANIC STREET PREACHERS - THIS IS MY TRUTH TELL ME YOURS

NINE INCH NAILS - [WITH_TEETH]

RAMMSTEIN - REISE REISE

ELLA FITZGERALD - GOODY GOODY
 
MASSIVE ATTACK - COLLECTED
    
CORE OF SOUL - 3

MEW - AND THE GLASS HANDED KITES

THE DRESDEN DOLLS - YES, VIRGINIA

THE CARPENTERS - AS TIME GOES BY

ALLANIS MORISSETTE - UNDER RUG SWEPT

Hehe saran saya terus hunting kaset mulai sekarang, mungkin beberapa tahun lagi kaset akan benar-benar sirna dari muka bumi ini :]

I CASSETTE

Musikalisasi Puisi Sapardi Djoko Damono - Gadis Kecil


Beberapa saat yang lalu, film yang saya tunggu-tunggu "Minggu Pagi di Victoria Park" akhirnya tayang juga di bioskop Semarang. Kontan saya segera mengabari saudara2 saya buat nobar.

Kenapa saya menunggu-nunggu film ini? Banyak alasan. Antara lain, saya pengagum drummer perempuan bernama Titi Sjuman dan dia menjadi salah satu tokoh utamanya. Kemudian film ini disutradarai oleh pemain utamanya juga yakni Lola Amaria. Wuihh saya jelas penasaran dengan 2 alasan itu. Lalu alasan lain yang sangat menarik perhatian adalah tema film ini yaitu mengangkat isu buruh migran perempuan di Hongkong.

Oke, kemudian saya pun pergi menonton. 

Saat ini saya hanya akan share soal soundtracknya. Gubrak! Hehehe... Waktu adegan apa ya saya lupa... [kalau ada yang ingat bisa tolong diingatkan hehe...]. Dalam adegan itu diiringi alunan lagu yang langsung nyentel di telinga dan terekam terus di otak. Lirik lagu tersebut adalah...

mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu harus menjelma aku
Ternyata oh ternyata lagu tersebut adalah musikalisasi dari puisinya Sapardi Djoko Damono berjudul "Sajak Kecil Tentang Cinta" yang ada di album "Gadis Kecil".



Komentar tentang lagu-lagu dalam album musikalisasi puisi itu? KERENNNNN... semua lagu tanpa luput. Sangat sangat direkomendasikan bagi yang suka musik akustik minimalis namun "dalam" dengan iringan petikan gitar, flute yang lembut, dan biola. 

KLIK DISINI untuk info lebih lanjut dan lebih akurat hehe...




TEMAN?

Teman?

Pasti kita langsung bakal menyiapkan diri untuk menuliskan bahwa teman adalah bla bla bla and the bla. Tapi bagi saya, saya bingung. Apa itu teman? Memang ada ya? Saya pikir nggak ada. Teman itu tidak ada. Tidak di sampingmu maupun di depanmu. Dia tidak ada. Fisiknya maupun maknanya.

Teman adalah orang yang "belum" menjadi pembencimu.

Teman itu mustahil, tapi tidak untuk  "saudara". Ketika kita bersaudara, kebencian itu tidak ada. Rasa saling memiliki itu sangat sangat ketat hingga saking ketatnya rasa memiliki itu menghablur jadi keikhlasan dan kebebasan. Ketika kita bersaudara, apa yang kita beri dan terima menjadi kewajaran dan tidak lagi ditimbang-timbang untung ruginya. Ketika bersaudara, kritik kita menjadi umpan perhatian besar yang siap kita lahap dengan berbahagia. Ketika kita bersaudara, kita tidak lagi mencari persamaan karena kita berpikir "Ah, apa nyamannya diliputi suasana homogen?" kita pun mulai berseteru dan tertawa lepas kemudian.

Sayalah manusia yang tak punya teman. Saya hanya punya saudara-saudara yang menerima paket komplit baik dan busuknya masing-masing kami tanpa terpisah. Saya hanya punya saudara yang punya segala hubungan interpersonal yang alamiah dan wajar.

Wednesday, May 19, 2010

Megatruh oleh W.S. Rendra


O, AKAL SEHAT JAMAN INI !
BAGAIMANA MESTI KUSEBUT KAMU ?
KALAU LELAKI KENAPA SEPERTI KUWE LAPIS ?
KALAU PEREMPUAN KENAPA TIDAK KEIBUAN ?
DAN KALAU BANCI KENAPA TIDAK PUNYA KEULETAN ?
AKU MENAHAN AIR MATA
PUNGGUNGKU DINGIN
TETAPI AKU MESTI MELAWAN
KARENA AKU MENOLAK BERSEKUTU DENGAN KAMU !
KENAPA ANARKI JALANAN
MESTI DITINDAS DENGAN ANARKI KEKUASAAN ?
APAKAH HUKUM TINGGAL MENJADI SYAIR LAGU DISCO ?
TANPA PANCAINDRA UNTUK FAKTA
TANPA KESADARAN UNTUK JIWA
TANPA JENDELA UNTUK CINTA KASIH
SAYUR MAYURLAH KAMU
DIBIUS PUPUK DAN INSEKTISIDA
KAMU HANYA BERMINAT MENGGEMUKKAN BADAN
TIDAK MAMPU BERGERAK MENGHAYATI CAKRAWALA
TERKESIMA
TERBENGONG
TERHIBA-HIBA
BERAKHIR MENJADI HIDANGAN PARA RAKSASA
O, AKAL SEHAT JAMAN INI
KERNA MENOLAK MENJADI EDAN
AKU MELAWAN KAMU !

Tuesday, May 11, 2010

Film: "Les Chansons d'amour (Love Songs)" (2007)



Voila! Ini dia film aneh nan keren dari Perancis. Film yang disutradari oleh Christophe Honoré

Memang ini termasuk film cinta-cintaan tapi bukan sekedar roman picisan. Saya dapet film ini sebenarnya waktu itu iseng-iseng hunting di lapakan, terus melihat ada sebaris kalimat berbahasa Perancis lantas saya pun baca sedikit ulasan di belakang cover dvd itu. Hmmm...pusing juga jalan ceritanya (justru ini yang bikin penasaran!!!). Tapi yang bikin tertarik karena ada logo Cannes Festival nge-cap di cover depan. Jaminan nggak jaminan juga jebolan Cannes, tapi  toh nggak haram juga buat beli karena saya masih mempercayai Cannes Fest. Well finally I bought it. Hehehe...

Ternyata film ini romantis juga, lucu juga, dan ternyata memang keren ceritanya, sinematografinya, design costume-nya, maupun score-score musiknya. Saya adalah pembenci film cinta-cintaan kelas kacang goreng. Ini beda, ini cerita cinta yang nggak biasa, dimana film ini ngasi tahu ke kita bahwa cinta itu UNIVERSAL. Cinta nggak sebatas hanya saling mengasihi antara pasangan laki-laki dan perempuan, atau sesama jenis, tapi cinta bisa mengenai siapa saja tanpa pandang bulu (baca: kelamin dan gender). Diceritakan film ini ada seorang tokoh bernama Ismael yang diperankan oleh Louis Garrel yang menjalani living together dengan kekasihnya yang bernama Julie yang diperankan oleh Ludivine Sagnier. Karena kehidupan mereka nggak cukup harmonis maka mereka sepakat untuk melakukan threesome dengan seorang perempuan teman kerja Ismael bernama Alice yang diperankan oleh Clotilde Hesme. Di sini Alice berperan ganda, menjadi partner Julie dan juga Ismael. Oleh karena itu Alice tidurnya di tengah hehe...

Julie - Alice - Ismael

Tapi ternyata hubungan percintaan menjadi semakin kompleks. Mereka bertiga saling mencintai. Julie-Ismael, Ismael-Julie, Julie-Alice, Alice-Julie, Ismael-Alice, Alice-Ismael. Nah bingungkan? Memang, kalau dipikir pakai "otak" memang memusingkan, cuma kalau disadari sama sekali nggak ada yang aneh diantara mereka. Cinta? Apa sih cinta? Bukankah itu hal yang sangat suci dan sensitif yang tidak bisa kita karang-karang, kita rupa-rupa, atau kita kreasikan. Cinta terbentuk dengan sendirinya dan sangat naluriah. Nggak ada hal yang membakukan cinta kan? 

Orang tua Julie curiga mengapa hubungan Julie dan Ismael nggak harmonis seperti dulu, orang tua Julie pun bertanya kepada Julie. Tapi Julie menolak untuk menceritakannya karena menurutnya hal ini sangat personal. Kemudian ibu Julie (Brigitte Roüan) sama sekali nggak mempermasalahkan hal itu lagi dan menghormati pernyataan Julie dengan tidak mengganggu kehidupan pribadi Julie (Lesson #2: apakah ada di Indonesia seorang orang tua yang menghormati tiap keputusan anaknya dan tidak ikut campur dalam kehidupan pribadi anaknya? Sebut saja sangat langka dan memang nggak ada :p hehehe).

Lanjut cerita Julie dan Ismael kembali rujuk dan tetap ada Alice diantara mereka. Kemudian selang beberapa waktu Julie dan Ismael berbaikan, tiba-tiba Julie ditemukan tergeletak di depan sebuah cafe dan sudah tidak bernyawa lagi. Hal ini membuat Ismael depresi berat. Kehadiran Alice tidak membawa efek apa-apa. Akhirnya Alice pun pergi.


saat polisi melakukan evakuasi mayat Julie di depan sebuah cafe

Sepeninggal Julie, Ismael menjadi kacau balau dan muram. Kehidupannya berantakan. Sepeninggal Julie pula, Ismael sering diikuti laki-laki misterius. Kemana Ismael pergi pasti ada laki-laki itu mengikuti. Ismael curiga, siapa laki-laki muda itu yang selalu mengikutinya. Lama-lama Ismael gerah dan jengkel. Ditanyailah anak muda itu dan ternyata anak muda itu bernama Erwan (Gregoire Leprince-Ringuet) dan jatuh cinta pada Ismael. Ismael kontan kaget dan risih pada anak muda itu. Oia, Erwan ini ternyata adalah adik mantan pacarnya Alice (yeahh...tambah membingungkan :p).

Suatu hari Erwan datang ke apartemen Ismael. Dan sejak itu, Ismael pun tak kuasa menolak cinta yang ditawarkan Erwan karena Erwan gigih sekali untuk menunjukkan pada Ismael bahwa ia sangat mencintainya.

Film ini mampu meramu adegan percintaan sesama jenis dengan sangat romantis dan bikin kita melting. Bahkan diantara adegan itu sesekali kita pasti mengembangkan senyum. Erwan dan Ismael benar-benar serasi di film ini. Akting mereka sering bikin geli dan membuat hati dag dig dug. Hehehe...



Yang saya suka dari film ini adalah sepanjang cerita diiringi adegan musikal yang catchy. Lagu-lagu pop ringan khas Perancis yang dinyanyikan dengan wajar sehingga enak didengar.



Film ini memiliki cerita yang kelihatan simple tapi sebenarnya complicated. 

Di awal dan pertengahan kita akan dibawa untuk terus bertanya-tanya, tapi begitu sampai menuju akhir cerita, kita akan mengembangkan sebuah senyuman untuk film ini. Cerdassss...hehe...

Thursday, May 6, 2010

Film: "The Piano" (1993)


Ya, saya sangat sangat hobi nonton film ber-genre drama. Cengeng? Haha...bullshit! Film drama banyak yang merupakan representasi dari novel-novel atau buku-buku bagus. Walaupun kadang film dan buku melencengggg jauuuhhh banget tapi saya sih nggak pernah ada masalah dengan hal itu. Penerjemahan tiap-tiap kepala kan pasti beda-beda. Film drama juga banyak menyiratkan pelajaran-pelajaran hidup. Itulah mengapa saya mencintai film-film drama :p

Suatu ketika sebenarnya saya pengen beli film "The Pianist" setelah nyari-nyari di rak-rak lama, nggak ketemu ketemu juga. Eh nemunya malah film ini, "The Piano". 
Tanpa pengantar sama sekali saya beli film ini dengan harapan iseng-iseng gundah bertanya-tanya.

Nggak nyesel!!! Film ini bagus. Ber-setting tahun 1800-an, which is saya adalah penyuka style dan suasana berbau-bau abad segitu.

Singkat saja, film ini bercerita tentang seorang perempuan tunawicara bernama Ada McGrath yang diperankan oleh Holly Hunter. Dia memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil bernama Flora yang diperankan oleh Anna Paquin. Ada sebenarnya tidak bisu tapi dihitung sejak suaminya meninggal dia sama sekali tidak pernah bicara lagi dengan siapa pun, termasuk anaknya. Di film memang nggak digambarin secara jelas apa penyebabnya dia menjadi tidak pernah bicara lagi., bahkan esktrimnya lagi dia  berkomunikasi dengan orang lain dengan bahasa isyarat. Aneh memang, sejak kematian suaminya itu pula Ada berubah menjadi seorang yang sangat kelam. Karena membisu itu, dia hanya mengungkapkan perasaannya dengan bermain piano, piano, piano, dan piano. Dan yang setia mendampingi Ada kemana saja dan menerjemahkan apa yang dia maksud adalah anaknya, Flora. Anna Paquin memerankan Flora dengan baik banget, kerenlah.

Kemudian Ada menikah lagi dengan seorang pria bernama Alistair Stewart yang diperankan oleh Sam Neill. Ada kemudian pindah ke sebuah pulau. Semua barang dibawanya tak ketinggalan piano "hidupnya". Sesampainya di tepi pantai, orang-orang suruhan suami barunya (suku Maori) mengangkut semua barang bawaannya ke rumah Alistair yang letaknya ditengah hutan. Karena letak rumahnya naik turun bukit, Alistair memutuskan untuk meninggalkan piano itu di pantai, Ada marah besar. Tapi Ada tidak bisa berbuat apa-apa. Sesampainya dirumah, Ada frustasi karena pianonya tertinggal di pantai.
Alistair mempunyai teman bernama  Baines yang diperankan oleh Harvey Keitel. Baines adalah orang yang mampu mendatangkan piano itu kembali ke Ada. Tapi dengan satu syarat, Ada harus mengajarinya piano sampai mahir. Ada menyanggupinya. Nah, cinta bersemi dari tiap-tiap pertemuan Ada dan Baines. Lanjut cerita, affair mereka ketahuan dan suami Ada marah besar. Emosi memuncak hingga Alistair memotong jari Ada. 

Akhir cerita Ada tidak bisa bermain piano lagi karena jarinya cacat. Kemudian Baines mengajak Ada dan Flora kabur meninggalkan pulau itu. Mereka bertiga memulai hidup baru di kota lain. Yang mengharukan adalah ketika Baines membuatkan extension jari palsu yang terbuat dari bahan metal ke jari Ada yang buntung itu. Kini Ada bisa kembali bermain piano. Baines orang hebat, dia yang mampu mengembalikan semua passion hidup Ada.

Selain sisi penceritaan, yang lainnya yang saya suka adalah sisi sinematografinya. Semua scene per scene digambarkan secara apik, dan beberapa scene sangat dramatis seperti saat scene Ada membuang pianonya ke laut kemudian kakinya tersangkut dan dia ikut tenggelam, efek jatuhnya keren banget, terus dramatis juga saat Ada menggores-gores pisau ke meja makan dan mengukir tuts-tuts piano sebagai aksi protes yang depresif ke suaminya yang tega meninggalkan pianonya di pantai. Scoring lagunya seluruhnya digubah oleh Michael Nyman. Musik instrumental pianonya keren menghanyutkan semua, untuk mendengarkan klik di sini. Makanya nggak heran film ini mendapat penghargaan prestisius. Sebut saja,
- Best Performance Prize di Cannes Film Fest. 1993 : Holly Hunter
- Pemeran Utama Wanita Terbaik di Academy Award 1994 : Holly Hunter
- Pemeran Pembantu Wanita Terbaik di Academy Award 1994 : Anna Paquin
- Sutradara Terbaik di Academy Award 1994 : Jane Campion lewat film The Piano ini (Fyi, tercatat sudah ada 4 sutradara wanita yang memenangkan Oscar yaitu : Lina Wertmüller lewat film "Seven Beauties "(1976), Jane Campion lewat "The Piano" (1993), Sofia Coppola dalam "Lost in Translation" (2003), dan yang terbaru ini Kathryn Bigelow lewat "The Hurt Locker" (2010).


Ada McGrath bermain piano

Flora

Ada McGrath dan anaknya Flora (Anna Paquin)

Sesampainya Ada Dan Flora di pulau tempat suami barunya tinggal

Scene saat mereka meninggalkan piano milik Ada di pantai

Saat Ada dan Stewart menikah, agak konyol karena foto pernikahan dilakukan ditengah hujan

Saat Ada mengajari Baines bermain piano, karena Baines berhasil membawa piano itu kembali


* screen picture by www.hotflick.net









Wednesday, May 5, 2010

8 Pria Berkepala Botak Terseksi

hahaha...sekedar intermezzo, inilah 8 pria botak ter-seksi versi saya. Kenapa mesti 8? Nggak tau juga, lagi pengen angka 8 aja hehe...Konon juga menurut China angka 8 itu angka bagus karena menyimbolkan rejeki yang tidak pernah putus. Hubungannya???   ough...skip skip...

#8 : Yasu (anime "Nana")


#7 : Rob Halford (Judas Priest) \m/


#6 : Denzel Washington
Ini kebetulan Denzel pas bener2 botak hahaha, sengaja saya masukin karena saya nge-fans berat sama dia. Oia, he also was bald in film "Glory" (1989)


#5 : Michael Stipe (R.E.M)


#4 : Billy Corgan (Smashing Pumpkins)


#3 : Phil Collins 


#2 : Moby <3 <3 <3

#1 : kamu :p
 

blogger templates | Make Money Online