Friday, December 3, 2010

Manusia Pertama di Angkasa Luar - Subagio Sastrowardoyo

Tepat kemarin saya mengecek twitter saya yang sudah sebulan ini saya singkirkan sejenak dari bagian rutinitas saya. Di timeline, ada post dari Pak Goenawan Mohamad yang menyinggung nama seorang penyair yang pertama kali saya kenal dan kagumi jaman SMP dulu. Dialah Pak Subagio Sastrowardoyo. 

Puisi??? Ah...benda macam apa pula itu? Sesuatu yang sangat nggak keren waktu saya masih SMP. Tapi beliau ini mampu melibas pandangan saya terhadap puisi. Saya ingat betul ketika waktu itu, sederatan buku-buku serupa tidak pernah dijamah hingga lembaran-lembarannya masih mulus sekali. Hingga mbak-mbak penjaga perpustakaan hafal betul kalau saya satu-satunya yang berhasrat dengan buku itu. 

Berikut puisi super canggih dari beliau dengan judul yang super keren....

"Manusia Pertama di Angkasa Luar"
Beritakan kepada dunia
Bahwa aku telah sampai pada tepi
Darimana aku tak mungkin lagi kembali.
Aku kini melayang di tengah ruang
Di mana tak terpisah malam dan siang.
Hanya lautan yang hampa di lingkung cemerlang bintang.
Bumi telah tenggelam dan langit makin jauh mengawang.
Jagat begitu tenang. Tidak lapar.
Hanya rindu kepada istri, kepada anak, kepada ibuku di rumah.
Makin jauh, makin kasih hati kepada mereka yang berpisah.
Apa yang kukenang? Masa kanak waktu tidur dekat ibu
Dengan membawa dongeng dalam mimpi tentang bota
Dan raksasa, peri dan bidadari.
Aku teringat kepada buku cerita yang terlipat dalam lemari.
Aku teringat kepada bunga mawar dari Elisa
Yang terselip dalam surat yang membisikkan cintanya kepadaku yang mesra.
Dia kini tentu ada di jendela dengan Alex dan Leo, – itu anak-anak berandal yang kucinta -
Memandangi langit dengan sia.
Hendak menangkap sekelumit dari pesawatku,
seleret dari perlawatanku di langit tak berberita.
Masihkah langit mendung seperti waktu kutinggalkan kemarin dulu?
Apa yang kucita-cita? Tak ada lagi cita-cita.
Sebab semua telah terbang bersama kereta ruang ke jagat tak berhuni.
Tetapi ada barangkali.
Berilah aku satu kata puisi daripada seribu rumus ilmu yang penuh janji
yang menyebabkan aku terlontar kini jauh dari bumi yang kukasih.
Angkasa ini bisu.
Angkasa ini sepi
Tetapi aku telah sampai pada tepi
Dari mana aku tak mungkin lagi kembali.
Ciumku kepada istri, kepada anak dan ibuku
Dan salam kepada mereka yang kepadaku mengenang.
Jagat begitu dalam, jagat begitu diam.
Aku makin jauh, makin jauh
Dari bumi yang kukasih.
Hati makin sepi
Makin gemuruh
Bunda,
Jangan membiarkan aku sendiri.

"Kata"
Asal mula adalah kata
Jagat tersusun dari kata
Di balik itu hanya ruang kosong dan angin pagi
Kita takut kepada momok karena kata
Kita cinta kepada bumi karena kata
Kita percaya kepada Tuhan karena kata
Nasib terperangkap dalam kata
Karena itu aku bersembunyi di belakang kata
Dan menenggelamkan diri tanpa sisa

3 comments:

  1. apanya dian sastrowardoyo ni?? hehehe,

    ReplyDelete
  2. dian sastro itu grandniece nya beliau, dian

    ReplyDelete
  3. Ooo baiklaaah...
    :)

    ReplyDelete

 

blogger templates | Make Money Online